Pablo Escobar Di Negara Mana

Pablo Escobar Di Negara Mana

Pablo Escobar Meninggal Karena Ditembak

Pablo Escobar meninggal karena apa? Karena bisnis kokainnya, ia menjadi buronan Pemerintah Kolombia yang bekerja sama dengan Badan Anti Narkotika Amerika Serikat.  Mayat Pablo Escobar tergeletak di sebuah atap rumah dengan banyak bekas tembakan pada tanggal 2 Desember 1993.

Pablo Escobar meninggal karena ditembak adalah benar tapi sebenarnya, siapa penembak Pablo Escobar? Meski mayatnya ditemukan bersamaan dengan tindakan penggerebekan oleh Kepolisian Kolombia, Pasukan Elit dan Badan Anti Narkotika Amerika Serikat, hingga saat ini semua pihak tersebut tidak bisa menunjukkan bukti bahwa merekalah yang menyasarkan peluru kepada Escobar hingga meninggal.

Pemerintah Kolombia selama ini dibuat geram oleh kartel kokain Medellin yang dipimpin Escobar. Escobar kabur dari La Catedral dengan menjadikan penasihat presiden Kolombia, Eduardo Sandoval sebagai sandra.

Akibatnya, Cesar Gaviria, yang menjadi orang nomor satu di Kolombia kala itu memerintahkan Jenderal Ariza untuk menangkap Escobar hidup maupun mati. Aksi pencarian Sang Raja Kokain berlangsung hingga 16 bulan lamanya.

Pasca tersiarnya kabar kematian Pablo Escobar, anak pertamanya bernama Juan Pablo Escobar mengeluarkan statement mengejutkan. Pria kelahiran 2 Februari 1977 mengatakan kalau ayahnya meninggal karena bunuh diri.

“Saya sangat yakin, ayah melakukan bunuh diri untuk menyelamatkan keluarga dari penyanderaan kelompok saingan,” ungkapnya dalam sebuah wawancara. Juan juga berkata kalau dirinya akan membalaskan dendam ayahnya.

Belum pernah terdengar bahwa Juan Pablo Escobar mengubah pernyataan tersebut. Meski begitu, seiring berjalannya waktu dia mengambil sikap yang berbeda jauh.

Anak Pablo Escobar yang kini tinggal di Argentina tersebut telah berganti nama menjadi Sebastian Marroquin. Sempat ditangkap bersama ibunya karena tuduhan pencucian uang, dia tak mengikuti jejak sang ayah sebagai Raja Kokain.

Sebastian Marroquin justru menjadi penulis buku. Ia menuliskan kisah sang ayah dalam buku berjudul Pablo Escobar: My Father. Buku inilah yang juga menjadi rujukan banyak film untuk menggambarkan kepribadian Pablo Escobar. Tentang mantan pemimpin kartel kokain terbesar yang begitu mencintai keluarganya.

Pablo Escobar pernah berkata, “Bayangkan kamu dilahirkan di keluarga miskin, di kota miskin, di negara miskin, dan pada saat kamu berusia 28 tahun, kamu memiliki begitu banyak uang sehingga kamu tidak dapat menghitungnya. Apa yang kamu kerjakan? Kamu membuat impianmu menjadi kenyataan. ”

Dalam sebuah reka adegan dalam film Narcos, Escobar membakar banyak uang agar putrinya hangat. Itu adalah sedikit gambaran betapa Escobar bisa melakukan apapun dengan total kekayaan yang ia miliki. Dan sebagian besar adalah untuk membahagiakan keluarga kecilnya.

Katanya Darurat (Indonesia Darurat Narkoba: Sebuah Anomali)

“Buku ini akan terus saya update dari waktu ke waktu karena merupakan laporan pertanggungjawaban saya ke publik sebagai anggota Komisi III DPR RI, setidaknya sampai dengan Oktober 2019 di periode ini. Tentu tugas mulia ini masih belum selesai dan memerlukan waktu yang sangat panjang dengan ikhtiar kita bersama menuju #IndonesiaZeroNarkoba2045 saat NKRI merayakan ulang tahun emasnya; 100 tahun merdeka“.

“Buku ini adalah sebuah kerja besar dan membantu negara menyelamatkan anak-anak bangsa dari ancaman bahaya laten narkoba oleh sindikat narkoba dunia. Ini adalah tugas mulia sesama anak bangsa, ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Menyelamatkan dan membebaskan anak manusia ciptaan-Nya yang paling mulia dari kehilangan masa depannya, bahkan dari kemungkinan kepunahan satu generasi akibat jahatnya sindikat narkoba dunia, sekaligus kewajiban kita semua“.

—(Hinca IP Pandjaitan XIII)

Buku ini adalah buku laporan pertanggungjawaban Hinca IP Pandjaitan XIII kepada publik. Buku ini dapat dibilang sebagai persembahan Hinca kepada masyarakat yang dia wakili di 10 kabupaten kota di wilayah Sumatra Utara, di antaranya: Asahan, Tanjung Balai, Pematangsiantar, Simalungun, Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Binjai, Langkat, dan Batu Bara.

Buku ini bercerita tentang rekam jejak dan segala hal yang ditemukan Hinca IP Pandjaitan XIII di lapangan sebagai anggota DPR RI. Dari sekian banyak soal di Komisi III, Hinca concern kepada satu isu, yaitu narkoba. Hinca memiliki gagasan membentengi desa dari ancaman bahaya laten narkoba melalui #doorsmeerkawanHinca. Buku ini dikemas dengan gaya penulisan naratif, sehingga enak dan renyah dibaca.

Orang Terkaya di Kolombia

Jaringan narkoba yang dibentuknya dengan nama Kartel Medellin di kemudian hari sering melakukan persaingan dengan kartel dalam negeri Kolombia. Inilah yang menyebabkan banyak pembantaian dan pembunuhan para hakim, polisi setempat, penduduk setempat, dan para politisi terkemuka. Kartelnya di sisi lain mempunyai mitra dekat yang dikenal sebagai saudara Ochoa, yaitu Juan David, Jorge Luis, dan Fabio.

Escobar merupakan seorang yang sangat ambisius. Dia pernah menjabat sebagai anggota dewan di parlemen pemerintahan Kolombia, tetapi masuknya ke dalam kongres itu dilaksanakan agar memudahkan jalannya menjadi presiden Kolombia.

Sayangnya, dia lantas mengundurkan diri setelah transaksi gelapnya dibocorkan oleh seorang politisi yang juga menjabat sebagai Menteri Kehakiman Kolombia bernama Rodrigo Lara. Lara belakangan diketahui ditembak atas perintah Escobar dalam suatu insiden.

Berdasarkan keterangan dari laman Forbes, Escobar pernah masuk sebagai orang terkaya di dunia selama tujuh tahun berturut-turut sejak 1987 sampai dengan 1993. Dia berada di posisi ketujuh dengan mencatat kekayaan bersih mencapai 3 miliar dollar Amerika pada 1988. Kekayaan tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Escobar memiliki nama samaran dan panggilan, yaitu Don Pablo (Tuan Pablo), El Padrino (sang ayah baptis), El Patrón (si bos), El Señor (si raja), El Mágico (si pesulap), El Pablito (Pablo kecil), dan El Zar de la Cocaína (Tsar kokain).

Escobar memang memperoleh julukan sebagai raja kokain Kolombia, tetapi menurut kesaksian beberapa pihak dirinya tidak pernah menjadi seorang pencandu kokain. Dia menyarankan para pengikut kartelnya agar tidak memakai barang tersebut. Dirinya pun tentunya tidak pernah mengikuti program rehabilitasi narkoba.

Penyebab kematiannya sampai saat ini masih simpang siur, apakah dia memang mati ditembak atau justru bunuh diri seperti yang dikatakan oleh anaknya, Juan Pablo. Escobar yang pasti ditemukan tidak bernyawa dengan luka tembakan di beberapa bagian tubuh pada 2 Desember 1993. Saat itu, dia sedang merayakan ulang tahunnya ke-44.

Pemerintah Kolombia saat itu, dalam hal ini Presiden Cesar Gaviria Trujillo, mengklaim jika Escobar mati dalam sebuah baku tembak di atap bangunan. Dia tewas tertembak di bagian kepala. Ketika dimakamkan, tercatat setidaknya 25.000 orang hadir mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.

Namun, kematiannya tidak lantas menyebabkan bisnis kokain hilang di Kolombia. Penyelundupan dari Kolombia ke negara-negara lain terus meningkat. Kartel kokain kemudian beralih ke Kartel Cali yang dikenal sebagai saingan dari Kartel Medellin.

Itulah artikel terkait “biografi Pablo Escobar” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi bacaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat

Don Pablo: Kokain, Kekuasaan, dan Cinta Rakyat Kolombia

Pablo Escobar terpojok. Pasukan Search Bloc (satuan kepolisian khusus Kolumbia) tengah mengepung dari segala penjuru. Tak ada pilihan selain lari. Bersama pengawalnya, dia naik ke atap rumah dan melompat dari satu atap ke atap lainnya yang berdekatan. Sementara, dia harus terus membalas tembakan para polisi itu.

Pablo Escobar adalah gambaran seorang mafia klasik. Dialah pionir dalam perkembangan bisnis kokain di Kolombia. Dia mampu membuat industri kokain mengalir deras bagaikan “sungai kokain”.

Obsesinya terhadap kekuasaan membuatnya masuk ke dunia “gelap” mafia pada usia muda. Pembunuhan pertamanya dilakukan pada usia 18 tahun. Bukan lantaran kebenciannya terhadap orang yang dibunuhnya, tetapi pekerjaan profesionalnya sebagai mafia.

Buku ini merupakan rekaman riwayat hidup Pablo Escobar. Perannya sebagai ayah, anak, sahabat, dan anggota mafia digambarkan dengan sangat baik di sini. Mampukah Escobar menyelamatkan dirinya dari terjangan peluru Pasukan Search Bloc?

Penegakan Hukum Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia

“Penyalahgunaan narkotika sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia telah mengategorikan tindak pidana narkotika sebagai extraordinary crimes atau kejahatan luar biasa. Oleh karena itu, penanggulangan kejahatan narkotika harus serius dengan cara-cara yang luar biasa pula. Apabila pemberantasan narkotika masih menggunakan cara-cara lama, penegak hukum dapat dipastikan akan kalah dengan sindikat atau jaringan narkotika. Saya sangat menyarankan buku ini dimiliki oleh pihak penegak hukum, khususnya Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai ujung tombak pemberantasan narkotika dan psikotropika di Indonesia. Buku ini menjelaskan secara sistematis dan kritis tentang penegakan hukum terhadap delik narkoba di Indonesia. Saya menyambut baik terbitnya buku ini dan semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca”.

—Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. Rektor Universitas Malikussaleh, Aceh

“Tindak pidana penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dipandang sebagai kejahatan serius yang dapat merusak tatanan kehidupan secara universal. Bukan hanya berdampak negatif kepada kehidupan secara pribadi pengguna, tetapi juga dapat merusak kehidupan sosial, bahkan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, penegakan hukum terhadap pelaku peredaran dan penyalahgunaan narkoba harus ditingkatkan dan melibatkan semua elemen bangsa. Buku ini menyajikan menjelaskan secara sistematis peranan penegak hukum dan masyarakat dalam memberantas tindak pidana peredaran dan penyalahgunaan narkoba, sehingga buku ini bukan hanya dapat menjadi rujukan insan akademisi, tetapi juga dapat menjadi rujukan bagi penegak hukum dan praktisi hukum lainnya”.

—Prof. Jamaluddin, S.H., M.Hum. Dekan Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh

“Jaringan sindikat narkoba internasional telah menjadikan Indonesia sebagai tujuan peredaran narkoba dan tempat produksi narkoba dalam skala yang lumayan besar. Oleh karena itu, aparatur penegak hukum, khususnya BNN dituntut lebih dalam memberantas tindak pidana peredaran narkotika di Indonesia. Buku ini bukan hanya memuat aspek teoretis saja, tetapi buku ini menguraikan secara mendalam aspek praktis, sehingga pembaca mendapatkan informasi yang lengkap dan menyeluruh berkenaan dengan penegakan hukum terhadap peredaran serta penyalahgunaan narkotika yang merupakan salah satu dari extraordinary crime (kejahatan luar biasa) di Indonesia“.

—Prof. Topo Santoso, S.H., M.H., Ph.D. Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI)

Lalu, bagaimana penerapan Undang-Undang pengguna narkotika di Indonesia? Kamu bisa temukan jawabannya dalam buku ini. Jadi, dapatkan segera bukunya di gramedia.com.

Che Guevara: Kisah Legendaris, dan Catatan-Catatan yang Menggugah Dunia

Buku ini berisi tentang kisah perjalanan sang Legenda Revolusi Dunia. Dikisahkan dalam buku ini Che Guevara berkeliling Benua Amerika, caranya dalam menempuh jalan revolusi, serta kesetiaannya dalam perjuangan hingga dia tiba di medan gerilya terakhir dan ajal menjemputnya.

Latar belakang ditulisnya buku ini adalah untuk mengungkap cerita di balik seorang Che Guevara yang namanya melegenda, tetapi jarang yang benar-benar paham sosok sebenarnya dari seorang Che. Sejak kematiannya, Che Guevara telah menjadi tokoh politik legendaris. Namanya sering disamakan dengan pemberontakan, revolusi, dan sosialisme. Kehidupan Che Guevara terus menjadi subjek yang sangat diminati publik dan telah dieksplorasi dan digambarkan dalam berbagai buku dan film.

Buku ini mencoba menyajikan kisah perjalanan revolusioner Che Guevara dari berkelana mengelilingi Amerika hingga akhirnya menemukan jalan revolusinya dan tetap setia berjuang hingga ajal menjemputnya di medan gerilya terakhirnya, Bolivia. Terlepas dari pro-kontra mengenai sosok Che, perjuangan revolusinya (baik diakui maupun tidak) benar-benar menginspirasi semua bangsa di dunia, sehingga muncul sebutan bahwa Che adalah simbol revolusi dunia.

Keberaniannya mengkritisi dan menolak tunduk kepada kapitalisme membuat Che menjadi musuh utama Amerika Serikat. Setelah tiada, namanya justru populer di seantero dunia.

Buku cocok dibaca untuk para penikmat buku sejarah, terutama terkait sosok dan pemikiran Che Guevara. Membaca buku ini, kalian akan menemukan prinsip-prinsip idealisme dan catatan-catatan revolusi Che Guevara yang menggugah dunia.

Nationalgeographic.co.id—Dalam catatan sejarah dunia kriminal, nama Pablo Escobar dikenal sebagai raja kokain Kolombia yang karismatik dan kejam.

Awalnya, kehidupan bandar narkoba ini  sangat sederhana. Namun, berubah menjadi penjahat paling kuat dan ditakuti di dunia.

Pablo Emilio Escobar Gaviria lahir pada tanggal 1 Desember 1949, Rionegro, Antioquia di Kolombia.

Berasal dari latar belakang sederhana, dia dibesarkan di Medellín sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah seorang petani dan ibunya bekerja sebagai guru.

Escobar sempat menjual batu nisan curian, terlibat dalam berbagai skema seperti menjual ijazah palsu, menyelundupkan peralatan stereo. Escobar pun putus sekolah.

Meski demikian, setelah memalsukan ijazah sekolah menengah atas, Escobar sempat kuliah sebentar dengan cita-cita menjadi pengacara kriminal, politisi, dan bahkan presiden, namun menyerah karena kendala keuangan.

Tak lama kemudian, ia mulai mencuri mobil yang mengakibatkan penangkapan pertamanya pada tahun 1974.

Dia juga memainkan peran penting dalam mengendalikan pasar rokok selundupan.

Pada tahun 1970-an, Kolombia muncul sebagai lokasi utama penyelundupan ganja. Dalam catatan sejarah dunia, Escobar awalnya bekerja sebagai pengedar ganja kecil-kecilan untuk berbagai penyelundup narkoba.

Selama masa ini, Escobar terutama menculik pengusaha Diego Echavarria, kemudian membunuhnya pada tahun 1971.

Dia secara bertahap beralih ke perdagangan kokain. Dia pun menyadari potensi keuntungan yang sangat besar karena posisi strategis Kolombia antara pusat budidaya koka di selatan, dan pasar Amerika Utara yang menguntungkan.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Bagaimana Kartel Meksiko Ambil Alih Kerajaan Narkoba Pablo Escobar?

Escobar Kerajaan kokain

Kiprah Escobar dalam sejarah dunia narkotika sungguh spektakuler. Pada tahun 1976, ia mendirikan organisasi kriminal yang berkembang menjadi Kartel Medellín yang terkenal.

Kartel Medellin merupakan sebuah organisasi perdagangan narkoba yang berbasis di Medellín, Kolombia, yang kemudian menjadi salah satu kelompok kriminal paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah.

Operasi ini melibatkan berbagai cara, mulai dari kapal selam hingga pesawat kecil yang mendarat di medan terpencil. Mereka menetapkan rute penyelundupan pertama, mengangkut kokain dalam jumlah besar dari Peru, Bolivia, dan Ekuador melalui Kolombia dan ke Amerika.

Kenaikan pesat Escobar menarik perhatian Dinas Keamanan Kolombia, yang menyebabkan penangkapannya pada bulan Mei 1976 ketika sejumlah besar kokain ditemukan di mobilnya.

Karena berhasil mempengaruhi proses hukum, dia dibebaskan; tahun berikutnya agen yang menangkapnya dibunuh.

Infiltrasi Escobar ke pasar narkoba menciptakan permintaan kokain yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amerika.

Di bawah kepemimpinannya, Kartel Medellín mendominasi perdagangan kokain global, mengendalikan lebih dari 80% kokain yang dikirim ke Amerika.

Operasi besar-besaran ini memberinya penghasilan besar dan mendapat julukan 'Raja Kokain'. Kekayaan Escobar yang melimpah memberinya gaya hidup mewah.

Di antaranya pesawat pribadi, rumah mewah serta rumah persembunyian, termasuk perkebunan seluas 7.000 hektare.

Lahan itu mencakup kebun binatang yang menampilkan sekitar 200 hewan (termasuk gajah, jerapah, dan kuda nil), sebuah danau , taman patung, lapangan terbang, arena adu banteng pribadi, lapangan sepak bola, lapangan tenis, danau buatan, dan berbagai fasilitas lainnya untuk keluarga dan kartelnya.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Seberapa Kaya Pablo Escobar pada Masa Kejayaannya?

Escobar membayar stafnya dengan murah hati, dan mendapatkan reputasi atas upaya filantropisnya.

Dia menghabiskan jutaan dolar untuk membangun beberapa lingkungan paling miskin di Medellín, membangun perumahan, taman, stadion sepak bola, rumah sakit, sekolah dan gereja. Dia juga meninggalkan warisan kompleks berupa kriminalitas dan investasi sosial.

Warisan Pablo Escobar terus berkembang dalam catatan sejarah dunia. Tidak hanya sebagai penjahat terkenal namun juga sebagai fenomena budaya.

Meskipun banyak yang mengecam kejahatannya yang keji, di Kolombia, ia dianggap oleh beberapa orang sebagai sosok yang mirip Robin Hood, khususnya di Medellín.

Di tempat itu ia dianggap memberikan fasilitas kepada masyarakat miskin di kota tersebut, yang tidak diberikan oleh pemerintah.

Memang benar bahwa pemakaman Escobar dihadiri lebih dari 25.000 orang, dan ingatannya tetap berpengaruh.

Bekas lahan pribadinya, Hacienda Nápoles, diberikan kepada keluarga berpenghasilan rendah oleh pemerintah, dan juga diubah menjadi taman hiburan yang dikelilingi oleh empat hotel mewah yang menghadap ke kebun binatang Escobar.

Kisah hidup Escobar telah menjadi subyek banyak buku, film, dan serial televisi.

Meskipun kematian Escobar menandai berakhirnya pemerintahannya, hal ini tidak menandakan berakhirnya perdagangan narkoba, atau tantangannya.

Kartel Cali mendominasi pasar kokain pada tahun-tahun setelah kematian Escobar. Di Kolombia, kenangan akan teror yang dilakukan Escobar masih sangat jelas.

Meskipun Kolombia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam mengekang kekerasan narkoba dan meningkatkan keamanan sejak kematiannya, perdagangan narkoba dan kekerasan terkait belum sepenuhnya diberantas. Tantangan Kolumbia masih ada.

Di Amerika, pengejaran dan kejatuhan Pablo Escobar merupakan titik balik dalam perang melawan kartel narkoba.

Hal ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi kejahatan transnasional, dan meletakkan dasar bagi upaya lebih lanjut untuk memerangi perdagangan narkoba dalam

Antara Gajah, Hutan, dan Kehidupan yang Perlu Diselamatkan

Sempat terjadi perlawanan yang cukup sengit dari Pablo dan anak buahnya, akhirnya ia tewas ditembak oleh Tentara Kolumbia Pablo Escobar meninggal pada 2 Desember 1993.

Sumber: VOI (potret Tentara & Polisi Kolombia bersama mayat Pablo yang tewas ditembak di atap rumah)

Sumber: VOI (potret Tentara & Polisi Kolombia bersama mayat Pablo yang tewas ditembak di atap rumah)

Mengutip dari Narcos.Fandom.com dalam artikel berjudul, 'La Catedral Siege' dijelaskan bahwa Presiden Kolombia Cesar Gaviria berbohong tentang pemindahan Pablo ke penjara konvensional.

Pemerintah Kolombia sebenarnya juga menginginkan Pablo mati, karena sebelumnya Pablo diketahui telah membunuh 2 rekan bisnisnya di La Catedral.

Berita pembunuhan itu tersebar di media Pemerintah Kolombia merasa Bos Narkoba itu sudah keterlaluan sehingga mereka berencana untuk membunuhnya, kalau memang benar rencananya adalah memindahkan orang ke penjara lain mengapa sampai memerintahkan ribuan tentara?.

Pablo sudah tahu bahwa dirinya akan dibunuh atau dibawa ke penjara Amerika, oleh karena itu ia menolak untuk koperatif dan memilih kabur.

Pemakaman Pablo berlangsung pada keesokan harinya tepatnya pada 3 Desember 1993 dimana itu menjadi sebuah peristiwa besar yang menggemparkan banyak orang, ribuan warga Kolombia berbondong-bondong datang ke pemakaman Raja Narkoba itu di Madeline, tempat dimana Pablo memulai bisnis Narkobanya.

Banyak yang datang karena merasa sangat sedih atas kematiannya bahkan banyak yang melihatnya sebagai seorang pahlawan bagi orang-orang miskin, saat proses pemakaman kerumunan orang-orang berusaha mendekati peti mati.

Hingga sempat menimbulkan kekacauan beberapa di antara orang-orang yang hadir, mengenakan kaos bergambar wajah Pablo dan ada juga yang membawa spanduk yang bertuliskan pujian untuknya.

Sumber: Hipwee (potret situasi pemakaman Pablo Escobar)

Sumber: Hipwee (potret situasi pemakaman Pablo Escobar)

Lihat Humaniora Selengkapnya

Mencegah Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Melalui Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Data dari Badan Pusat Statistik Nasional menunjukkan bahwa angka tertinggi korban penyalahgunaan narkoban adalah kalangan remaja yang berstatus pelajar maupun mahasiswa. Namun sayangnya, pihak yang gigih menangani mereka adalah Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dibantu pihak kepolisian, bukan guru di sekolah maupun dosen di perguruan tinggi. Akibatnya, siswa (korban penyalahgunaan narkoba) cenderung diperlakukan sebagai kriminal, bukan pelajar.

Alhasil, setelah dipenjara bukannya jera, tetapi justru semakin merajalela. Pada saat yang bersamaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan gerakan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Namun, hingga saat ini gerakan tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan, terlebih lagi perannya dalam menanggulangi dan mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, padahal nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa mempunyai potensi besar untuk dikembangkan guna mencegah dan menanggulangu penyalahgunaan narkoba.

Buku ini merupakan upaya pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba melalui pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Landasan yuridis buku ini adalah nota kesepakatan atau MoU antara Kemendikbud dan BNN pada 14 April 2008 yang ditindaklanjuti dengan program Anti Drugs Campaign 2008 Goes to School and Campus dengan tema “Sobat Anti Madat”.

Mencegah Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Melalui Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Data dari Badan Pusat Statistik Nasional menunjukkan bahwa angka tertinggi korban penyalahgunaan narkoban adalah kalangan remaja yang berstatus pelajar maupun mahasiswa. Namun sayangnya, pihak yang gigih menangani mereka adalah Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dibantu pihak kepolisian, bukan guru di sekolah maupun dosen di perguruan tinggi. Akibatnya, siswa (korban penyalahgunaan narkoba) cenderung diperlakukan sebagai kriminal, bukan pelajar.

Alhasil, setelah dipenjara bukannya jera, tetapi justru semakin merajalela. Pada saat yang bersamaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan gerakan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Namun, hingga saat ini gerakan tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan, terlebih lagi perannya dalam menanggulangi dan mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, padahal nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa mempunyai potensi besar untuk dikembangkan guna mencegah dan menanggulangu penyalahgunaan narkoba.

Buku ini merupakan upaya pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba melalui pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Landasan yuridis buku ini adalah nota kesepakatan atau MoU antara Kemendikbud dan BNN pada 14 April 2008 yang ditindaklanjuti dengan program Anti Drugs Campaign 2008 Goes to School and Campus dengan tema “Sobat Anti Madat”.

Awal Karier Sebagai Bandar Narkoba

Usaha gelapnya di Medellin dimulai pada 1970-an dengan melakukan berbagai penyelundupan barang-barang ilegal dan menculik beberapa orang sebagai tebusan. Para pengedar narkotika yang berasal dari Chile di sisi lain mengalihkan fasilitas distribusikan ke Kolombia setelah diktator Chile yang bernama Jenderal Agusto Pinochet menghancurkan pabrik-pabrik kokain yang berada di negaranya.

Selanjutnya, dia mulai memasok bubuk kokain dan membangun jalur pertamanya di Amerika Serikat pada 1975. Permintaan kokain saat itu sedang meningkat di kota-kota Amerika Serikat. Escobar dan para pengikutnya lantas menyanggupi permintaan itu, khususnya wilayah Miami, Florida. Kartelnya di sisi lain dapat memperbanyak pembuatan kokain dengan cepat dikarenakan persediaan daun koka sebagai bahan baku kokain sangat melimpah di hutan-hutan Kolombia.

Rehabilitasi Sosial Pengguna Narkoba

“Indonesia Darurat Narkoba” merupakan ungkapan yang telah sering kita dengar. Oleh sebab itu, bangsa ini harus senantiasa mewaspadai bahaya narkoba yang terus mengintai. Hal ini tak lepas pula dari fakta bahwa pengedaran dan penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks, baik dari faktor penyebab maupun dampak buruk yang sangat luas dan mendalam terhadap para pelaku, keluarganya, masyarakat luas, dan bangsa.

Salah satu aspek yang perlu kita soroti dalam rangka menanggulangi penyalahgunaan narkoba adalah proses rehabilitasi sosial bagi pengguna narkoba, termasuk di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan rutan.

Buku ini merupakan panduan praktis dalam upaya mengatasi penyalahgunaan narkoba secara menyeluruh di LP dan Rutan yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, melibatkan multidisiplin ilmu dan pendekatan yang komprehensif.