Apa Perbedaan Limbah Organik Dan Anorganik Beserta Contohnya
Ketahanan Akan Panas
Jika berbicara mengenai ketahanan kedua limbah ini akan adanya panas. Untuk limbah organik lebih mudah terbakar, dibandingkan dengan limbah anorganik yang memiliki ketahanan akan panas.
Metode Pengolahan Limbah
Kini Anda telah mengetahui perbedaan limbah organik dan anorganik, sekarang ada baiknya jika Anda memahami pula metode pengolahan kedua limbah tersebut. Limbah harus diolah dengan metode yang paling aman dan sesuai.Sehingga tidak menimbulkan kerugian di akhir. Setiap perusahaan atau industri harus memahami hal ini. Berikut ini adalah beberapa metode yang umum dilakukan dalam pengelolaan sampah organik dan sampah anorganik. Di antaranya sebagai berikut!
Reaksi yang Dihasilkan
Berdasarkan adanya sebuah penelitian, limbah organik reaksinya terhitung lambat dan tidak bisa menghasilkan senyawa garam. Sementara itu, untuk limbah anorganik reaksinya tergolong lebih cepat dan bisa menghasilkan senyawa garam.
Baca juga: Jenis Limbah dan Dampaknya Bagi Lingkungan
Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik
Setelah mengetahui pengertian tentang sampah organik dan anorganik, berikut adalah perbedaan dari sampah organik dan anogranik:
Demikian informasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik beserta penjelasan dan contohnya. Semoga bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Naufal Adam peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
Metode Urug Saniter
Metode yang terakhir ini adalah metode yang membiarkan sampai ditimbun dahulu lalu dipadatkan dan ditutupi dengan tanah yang menjadi penutupnya. Biasanya akan disediakan lubang galian untuk bisa memendam tanah di dasar tanah.
Sekian pembahasan mengenai perbedaan limbah organik dan anorganik. Semoga ulasan ringkas di atas dapat menambah pengetahuan Anda. Masalah limbah selalu menjadi perhatian serius yang harus secara terus-menerus digencarkan. Sebab, limbah yang tidak dikelola dengan baik hanya akan menjadi sumber permasalahan yang lebih kompleks.
Limbah organik dan anorganik tidak hanya dihasilkan di sektor rumah tangga tapi juga di sektor industri. Sudah menjadi kewajiban bagi para pelaku industri untuk bertanggung jawab terhadap limbah yang mereka hasilkan.
Maka, para penggiat industri juga wajib memiliki pengetahuan mengenai hal ini. Perusahaan Anda dapat bekerja sama dengan MUTU Internasional sebagai penyedia jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi untuk beragam sektor industri. Mulai dari sektor kehutanan, perkebunan, manufaktur, logistic, sektor public, pelayanan, konstruksi, makanan, perikanan hingga energi.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.
Pengertian Sampah Organik dan Anorganik
Sebelum membahas tentang perbedaan sampah organik dan anorganik, tentunya kita perlu mengetahui tentang pengertian apa itu sampah organik dan apa itu sampah anorganik. Berikut adalah penjelasannya.
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti hewan, tanaman, dan manusia. Sampah ini mudah terurai secara alami dan dapat diolah menjadi kompos atau pupuk organik lainnya.
Pengelolaan sampah organik yang baik dapat memberikan manfaat seperti mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik, dan menghemat sumber daya alam. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik, sampah organik dapat menimbulkan penyakit dan bau tidak sedap.
Sampah organik terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Sampah organik kering, seperti daun kering, ranting pohon, dan tulang belulang, sering dianggap tidak bernilai dan dibuang begitu saja. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, sampah ini bisa diubah menjadi kompos, mulsa, atau bahkan bahan bakar alternatif.
Dibandingkan sampah organik basah yang mudah membusuk, sampah organik kering membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai. Namun, bukan berarti sampah ini tidak bisa dimanfaatkan
Sampah organik basah merupakan jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup dan memiliki kandungan air tinggi. Hal ini menyebabkan sampah ini mudah membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap.
Dibandingkan dengan sampah organik kering, sampah organik basah memiliki tingkat dekomposisi yang lebih cepat karena kandungan airnya yang tinggi.
Meskipun mudah terurai, sampah organik basah dapat menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Pembusukan sampah ini menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola sampah organik basah dengan tepat, seperti dengan pengomposan atau pengolahan biogas.
Contoh sampah organik adalah sebagai berikut:
Sampah anorganik, seperti plastik, kaleng, dan styrofoam, merupakan sampah yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk kembali ke alam. Sampah jenis ini berasal dari bahan non hayati, produk sintetik, dan hasil pengolahan bahan tambang.
Jika tidak dikelola dengan baik, sampah anorganik dapat mencemari tanah. Hal ini dikarenakan sampah anorganik sulit terurai dan akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, sehingga merusak lapisan tanah.
Oleh karena itu, pengelolaan sampah anorganik menjadi sangat penting. Sampah anorganik dapat dipilah dan dimanfaatkan untuk kerajinan daur ulang atau diolah di pabrik. Untuk memudahkan proses pengelolaan, sampah anorganik biasanya ditempatkan di tempat sampah berwarna kuning.
Berikut adalah beberapa jenis dan contoh dari sampah anorganik:
Sampah anorganik jenis ini terdiri dari besi, baja, aluminium, tembaga, dan lain-lain. Contohnya kaleng bekas, besi tua, dan perkakas rumah tangga yang sudah rusak. Sampah logam dan produk olahannya dapat diolah kembali menjadi baja konstruksi, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.
Plastik menjadi salah satu jenis sampah anorganik. Jenis sampah anorganik ini terdiri dari polietilen, polipropilen, polistirena, dan lain-lain. Contohnya botol plastik, kresek plastik, dan bungkus makanan plastik. Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi botol plastik baru, tas plastik, dan lain-lain
Jenis sampah anorganik selanjutnya adalah sampah anorganik jenis kertas. Sampah anorganik ini terdiri dari kertas HVS, kertas karton, kardus, dan lain-lain. Contohnya koran bekas, majalah bekas, dan kardus bekas. Sampah kertas dapat diolah kembali menjadi kertas HVS baru, karton, dan lain-lain.
Kaca dan keramik termasuk dalam salah satu jenis sampah anorganik. Jenis sampah anorganik kaca dan keramik terdiri dari kaca botol, kaca gelas, keramik, dan lain-lain. Contohnya botol kaca bekas, pecahan kaca, dan keramik bekas. Sampah kaca dan keramik dapat didaur ulang menjadi botol kaca baru, keramik baru, dan lain-lain.
Jenis sampah anorganik yang terakhir adalah sampah anorganik jenis detergen. Sampah anorganik jenis detergen ini mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Contohnya sabun cuci piring, sabun cuci baju, dan deterjen bubuk. Sampah detergen harus diolah di tempat khusus untuk menghilangkan bahan kimia berbahaya sebelum dibuang ke lingkungan.
Mar 7 Perbedaan Limbah Organik dan Limbah Anorganik
Perbedaan limbah organik dengan anorganik perlu diketahui agar tidak sampai terjadi kesalahan dalam pengolahannya. Limbah organik didefinisikan sebagai sisa-sisa buangan atau sampah yang dihasilkan makhluk hidup dan akan secara otomatis mengalami pembusukan.
Sementara itu untuk limbah anorganik berasal dari sisa-sisa non hayati atau biasanya berwujud sintetik dan buangan hasil olah tambang. Untuk yang jenis anorganik akan lebih sulit untuk diuraikan. Di sini akan dibahas lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya!
Berdasarkan Cara Pengolahannya
Perbedaan limbah organik dan anorganik lainnya adalah berdasar pada cara pengolahannya. Untuk bisa mengolah kedua jenis limbah ini diperlukan dua cara yang juga berbeda. Satu hal yang utama dan pasti adalah melakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Sehingga lebih memudahkan petugas atau mesin dalam melakukan sortir dan daur ulang.
Sistem olah limbah diciptakan untuk menangani kedua limbah yang berbeda penangannya. Limbah organik cenderung mudah diolah karena bisa diuraikan dengan mudah oleh mikroorganisme. Anda bisa menimbunnya saja di tanah galian maka mikroorganisme akan bisa melakukan dekomposisi. Sementara untuk limbah anorganik bisa dilakukan pengolahannya dengan cara daur ulang untuk dijadikan produk lainnya yang memiliki nilai lebih tinggi.
Kemudahan Dekomposisi
Perbedaan limbah organik dan anorganik yang berikutnya ada dari kemudahannya untuk mengalami proses dekomposisi. Apakah suatu limbah mudah diuraikan atau tidak? Untuk limbah organik merupakan limbah yang memiliki sifat urai tinggi. Karena asalnya yang merupakan dari makhluk hidup, membuat limbah ini juga mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Sementara itu, untuk limbah anorganik sifatnya cenderung sulit untuk diuraikan. Membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun agar dapat benar-benar terurai. Seringkali limbah anorganik menimbulkan banyak masalah jika tidak dikelola sebagaimana mestinya. Dampak buruknya bahkan hingga merugikan banyak sektor salah satunya lingkungan dan juga kesehatan makhluk hidup.
Metode Open Dumping
Untuk metode pengolahan limbah yang satu ini adalah dengan melakukan penimbunan di suatu lahan terbuka tanpa adanya perlakuan atau pengelolaan khusus pada limbah.